ingat waktu :)

<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

About Me

Foto saya
calon perawat yang sedang berusaha meraih cita dan cinta-Nya

Followers

pencarian

jumlah pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 09 Desember 2011

bidadariku telah menemukan pangerannya



                Hujan kali ini benar-benar mengingatkanku pada sosok perempuan berjilbab dengan senyum manis yang selalu tersungging rapi dibibirnya, ia adalah seorang yang selalu membuat hati ini tenang dan berdebar jika melihatnya, ya walaupun ia hanya sebagai sahabat tapi mungkin karena perasaan manusiawi yang tuhan anugrahkan membuatku seperti itu, rasanya ingin sekali ku bertemu dengannya. Ah tapi kejadian lalu itu membuatku tersontak kaget, sakit, dan apa ini yang disebut dengan patah hati?, mungkin!
***
                Seorang laki-laki putih, tinggi, dan rapi itu menghampiriku.
 “Assalamualaikum, permisi bolehkah saya meminta tolong?”
“waalaikumsalam, iya silahkan jika saya bisa bantu, insya Allah saya bantu”
“tau alamat ini?”
“ya, ini alamat rumah temen saya, ina namanya, lumayan dekat dari sini, mari saya antarkan”
“oh, tidak apa-apa tidak usah saya bisa sendiri”
“tidak apa-apa mari”
Laki-laki itu kemudian jalan beriringan denganku, dan sedikit berbincang-bincang.
“kang, maaf siapanya ina ya” tanyaku
“saya kaka tingkatnya ina, adek sendiri?”
“saya teman SMAnya ina kak, tapi sudah lama tidak bertemu”
“kuliah dimana sekarang?”
“di unand kang, oh  ya sudah saya pergi dulu ya, masih ada urusan”
“sebentar katanya sudah lama tidak bertemu dengan ina, sekalian saja”
“assalamualaikum, kang ihsan, rian” suara itu mengagetkan kami, dan subhanallah ina terlihat begitu anggun dengan jilbab biru langitnya, sudah beberapa bulan tak bertemu dengan ina, kini ia terlihat lebih dewasa dan cantik!.
“waalaikumsalam”jawab kami serentak
“kang, teh saya pulang dulu ya” pamitku, walaupun aku sudah lama tidak bertemu dengan ina, dan sebenarnya ingin sekali berbincang-bincang dengan calon dokter itu, tapi aku merasa tidak enak dengan laki-laki tadi, takut mengganggu urusannya pikirku.
Kuambil tas ranselku, dan hari ini aku akan mengunjungi rumah sahabat penaku, tapi sebelumnya aku harus ke kantor kecamatan dulu, sebelum aku berangkat kepadang 3 hari nanti, kuharus melengkapi berkas untuk persyaratan beasiswa, karena kusadar diseberang sana aku tak bisa selalu mengandalkan uang dari orang tua, kasihan mereka terlalu membanting tulang untuk membiayaiku dan adik-adikku, dan kuharap dengan beasiswa ini aku bisa meringankan beban orangtuaku.
“assalamualaikum rian”
“waalaikumsalam wr.wb” jawabku, dan terlihat seorang perempuan dan laki-laki jalan berbarengan, ina dan kang ihsan.
“mau kemana?” tanya ihsan.
“mau ke kantor kecamatan kang, ada urusan”
“oh, kalau begitu, mari berangkat sama-sama kami juga mau kesana” sahut ina.
“kalau boleh tau ada perlu apa kang?”
“iya, saya meminta antar kepada ina untuk kekantor kecamatan, yaitu untuk meminta perizinan, saya akan melakukan tugas pengabdian didaerah sini”
“kalau boleh tau akang ini tingkat berapa ya?”
“saya sudah lulus sebenarnya dan sekarang sedang mallaui tahap KOAS”
“subhanallah calon dokter muda ya kang, teh ina juga” kagum ku.
“insya Allah” senyum ina begitu manis, tapi tak semanis saat ada seorang laki-laki disampingnya, walau ku tau laki-laki itu adalah kakak tingkatnya, tapi perasaanku tetap saja merasakan sesuatu yang bisa dibilang itu cemburu.
                Tiba-tiba hujan begitu deras, kami kemudian mengambil tempat untuk berteduh, yaitu di sebuah warung yaang sedang tutup, satu hal yang membuat hatiku merasa panas saat melihat laki-laki itu memberikan jaketnya kepada ina dan berbicara sangat lembut, “neng, pakai ini agar tidak masuk angin”. Ina sebenarnya sempat menolak, tapi bujukan laki-laki itu membuatnya luluh. pikiranku terasa kacau saat itu, dan menyesali pada diri sendiri, kenapa bukan aku yang memberikan jaket kepada ina, padahal saat itu mungkin ina kedinginan karena kehujanan, tetapi malah laki-laki itu, yang saat itu ku tak tau siapanya ina saat itu, aku bukan tipe orang yang melindungi ina, dan sepertinnya mereka begitu cocok, sakit rasanya, dipikiranku saat itu hanyalah, mereka berpacara apalagi saat panggilan ‘neng’ terlontar dari mulut laki-laki itu, karena setahuku panggilan itu hanya dipakai orang yang berpacaran, dan terlihat ina yang sepertinya merasa terlindungi saat bersama laki-laki itu.
***
“daaaar” petir yang menggelegar mengagetkan lamunanku, langit padang memang sedang tidak bersahabat dan malam ini aku hanya bisa berdiam diri dikamar kostku. Dan ntah kenapa kejadian itu terbayang-bayang lagi olehku, rasa penasaran tentang laki-laki itu terus menghantuiku. Sebaiknya ku sms ina, agar ku tidak mati penasaran.
Dengan tangan yang bergetar efek dari debaran jantungku saat itu ku mulai mengetik kata-kata menanyakan kabar kepada ina, dan sms itu berlanjut hingga ku teringat akan kepenasaranku siapakah laki-laki itu dan balasan yang ditunggu datang juga.
‘maaf rian kenapa bertanya seperti itu, tp untuk kejelasannya baiklah saya jelaskan, kang ihsan adalah kakak tingkatku, memang ia 3 tahun diatasku, ia sudah sarjana dan sedang malanjutkan KOAS, kami kenal karena kami mitra kerja di sebuah organisasi, dan satu hal yang membuat kami terlihat dekat... *sebagian text hilang*’
Saat itu hatiku mulai tak tenang menunggu text kelanjutannya dan sambunganya masuk juga
“karena dulu ibu, pernah menitipkanku pada kang ihsan, dan memang saya merasa sangat terlindungi saat saya jauh dari ibu. Begitu rian J
Sepenggal kalimat itu membuatku tersontak kaget, tan hatiku terasa semakin sakit, kenapa bisa laki-laki itu bisa begitu akrab dengan orang tua ina, mungkinkah ada hubungan spesial antar mereka?. Karena aku merasa penasaran ku mebalas dengan kalimat yang ntah respon apa yang akan diberikan ina.
‘ohh hehe, kalian berpacarn ya?’
Yang terlintas dibenakku adalah bidadariku itu telah menemukan pangerannya.
‘astagfirullah rian, kami tidak berpacaran, ingat kan apa yang saya katakan dulu?, maaf rian, saya dipanggil ibu asrama. jadi nanti dilanjutkan ya. Wassalam’
Sms penutup itu membuat hati ini menjadi tenang, ya memang saat ini bidadariku sedang dekat dengan seseorang, tapi suatu saat siapakah pangeran yang akan mendampinginya? Itu rahasisa illahi.
“allahu akbar... allahu akbar...” suara adzan terdengar dan hujan pun mereda saatnya ku harus pergi kemesjid dan agar hati ini menjadi semakin tenang.







Tidak ada komentar: